BERBICARALAH sesuai dengan bahasa kaummu. Demikian salah satu petuah
emas Rasulullah Muhammad saw suatu ketika. Sangat singkat, sederhana,
namun juga sangat rumit. Sebab kita sedang berbicara tentang psikologi
massa di sini. Bersamaan dengan itu, kita pun berbicara tentang
psikolinguistik.
Kita butuh kemampuan memahami tipe serta karakter relasi bicara.
Sebab dari sinilah kita baru tahu, dengan pendekatan dan bahasa macam
apa agar pesan kita tersampaikan dengan efektif. Dan yang jauh lebih
penting, kita tidak mengalami penolakan. Namun, berulangkali ternyata
kita kerap salah mengindentifikasi tipe dan karakter mereka, dan lalu
diperparah dengan bahasa pendekatan yang juga keliru. Maka pada
gilirannya, pesan yang hendak kita tancapkan di kedalaman batin rekan
bicara kita pun hanya menguap. Bergegas pergi melebihi kecepatan badai
katrina.
Kasus tersebut pun menemukan titik relevansinya dengan salah satu
pekerjaan kita di JSS, yaitu mencari referal. Tak sedikit postingan
berisi keluh kesah dan apatisme, bahwa mencari referral adalah pekerjaan
yang rumit dan melelahkan. Orang lain tak mau percayalah. Orang lain
menunggu bukti kesuksesan kitalah. Dan ‘lah’ ‘lah’ lain yang membuat
suasana batin menjadi begitu semrawut. Namun di pihak lain, tak sedikit
pula member yang dengan riang hati berkomentar, bahkan memposting
bukti-bukti sahih yang menukjukkan bahwa mencari referal adalah
pekerjaan yang sangat mudah. Bonus 10% yang disumbangkan dari funding
referal mereka nilainya kerapkali membuat masygul.
Lalu saya pun bertanya, mengapa di saat sekumpulan member-member
disergap galau yang akut tentang susahnya mencari referral, segerombolan
member lain tengah berbungah hati menikmati bonus 10% yang secara
drastic menyodok jumlah posisi mereka di dalam account JSS? Apakah
member yang berhasil menggaet banyak referral itu adalah pribadi-pribadi
hebat, sementara member yang gagal menciduk referal itu hanyalah
segerombolan pribadi-pribadi pecundang yang senantiasa dihajar gebalau
kesialan?
Rasanya tak elok memberi sebuah penghakiman. Saya lebih tertarik
untuk mengkaji kejadian-kejadian semacam itu berdasarkan teori
marketing, psikologi massa, dan juga psikologi bahasa (psikolinguistik).
Dan kesimpulan saya, yang titik pembeda antara member yang lancar
menggaet referral dan member yang seret referral adalah terletak di
kemampuan memahami karakter dan tipikal calon referral, serta metode
pendekatan dan metode bahasa yang dipilih.
Baiklah, mari kita belajar mengurai persoalan. Sebab keluh kesah,
sebagaimana telah dicatat oleh oleh sejarah, tak pernah mampu
menyelesaikan keadaan. Seorang yang telah sampai di jalan-jalan
keagungan pernah berdendang: orang-orang yang pandai berkeluh kesah
memang akan membuat banyak orang menaruh rasa kasihan. Namun tak satu
pun dari mereka yang kasihan itu menaruh rasa hormat.
Begini. Dalam teori pemasaran, manusia itu digolongkan ke dalam tiga
tipe komunikasi. Yang pertama Tipe Penglihatan. Yang kedua Tipe
Pendengaran. Dan yang ketiga, Tipe Perasaan. Dan ketiganya membutuhkan
tiga strategi yang juga berbeda. Salah metode komunikasi, maka anda
ibarat seorang penggembala yang tengah menggarami burung terbang.
Tipe Penglihatan. Orang-orang dengan tipe semacam
ini saat berbicara biasanya sangat cepat. Saat berpakaian juga suka
memakai aksesoris yang lebih banyak dibandingkan tipe yang lainnya.
Kosakata yang sering muncul saat mereka berkomunikasi biasanya sering
menyebutkan kata-kata yang mengakses kepada penglihatan. Taruhlah
Misalnya, ‘Kelihatannya’, ‘Tampaknya’, ‘Bentuknya’, ‘Pemandangannya’,
Warnanya dan lain-lain sebagainya.
Saat Anda mendapatkan prospek yang seperti ini, Anda mesti mengajukan
gambar-gambar produk atau jasa yang Anda tawarkan. Dalam konteks ini,
anda butuh print out atau screen shoot dari table profit yang Anda
dapatkan saban hari, bukti WD, dan tentu angka-angka hasil penjualan
dollar Anda dari money changer yang sudah nemplok di rekening bank local
Anda. Sebab seringkali prospek Anda belum familiar dengan Liberty
Reserve dan Aler Pay.
Jika disimpulkan secara sederhana, prospek dengan tipikal macam ini
lebih menekankan pada bukti yang dapat dilihat oleh indra penglihatan!
Tipe Pendengaran. Pada tipe pendengaran ini,
biasanya, saat berbicara nada suaranya akan naik turun. Tipe ini sangat
senang sekali dengan cerita, kisah-kisah, dan jejak pengalaman orang
lain. Kata- kata yang sering mereka ucapkan adalah: ‘Siapa yang cerita?’
‘Ngomongnya Bagaimana?’, ‘Bicaranya bagaimana?’, ‘Nadanya?’,
‘Lagunya?’. Kebiasaan unik yang sering dilakukan pada tipe pendengaran
adalah mereka sering sekali ini menyodorkan telinganya kepada lawan
bicaranya. Bukan karena budek. Tapi karena mereka tak ingin kehilangan
kisah-kisah yang bagi mereka sangat ajaib.
Saat Anda mendapatkan prospek seperti ini, Anda bisa berbicara
langsung dengannya dan berbicara ke akses yang mengenai pendengarannya.
Anda bisa menceritakan kisah-kisah Anda, atau member-member lain yang
sudah sukses. Anda bisa menunjukkan testimoni-testimoni dari para member
JSS yang dapat membuat dia tertarik.
Jika dirumuskan secara sederhana, prospek dengan tipikal ini, akan
berhasil Anda tahlukkan dengan cerita-cerita kesuksesan Anda atau member
lain. Mereka tidak butuh print out atau screen shoot daily earning
Anda, walau jumlahnya telah menyentuh ratusan dollar perhari!
Tipe Perasaan. Member yang mempunyai tipe ini,
memiliki ciri-ciri khusus dalam nada bicaranya. Nada bicaranya mantab,
penuh jeda, dan semua yang dapat mengakses ke perasaan. Kata-kata yang
sering mereka munculkan misalnya adalah: ‘Suasananya nyaman’, ‘udaranya
sejuk’, ‘mahal ya’, ‘manis ya’. Dan secara fisik, mereka biasanya
memakai baju asal-asalan, dan tidak rapi. Yang terpenting bagi mereka
adalah nyaman.
Saat Anda mendapatkan prospek seperti ini, Anda bisa buat perasaannya
nyaman dan berbicara ke akses yang mengenai perasaannnya. Misal Anda
memaparkan bahwa JSS itu adalah pilihan yang tepat menjadi jalan untuk
mencapai sukses. Komisi 2% saban hari. Sistem RSF yang menjadi garansi
JSS tak akan scam dan bakal bertahan lama. Dan tentu, sampaikan pula
bahwa JSS itu hukumnya halal. Itu penting bagi mereka yang beragama
muslim.
Jika dirumuskan secara sederhana, prospek dengan tipikal semacam ini
akan berhasil Anda taklukkan jika Anda mampu membuat mereka merasa
nyaman. Mereka tidak takut. Mereka merasa bahwa apa yang Anda tawarkan
adalah solusi aman bagi masa depan hidup mereka.
Maka mulai saat ini, hentikan berkeluh kesah. Jangan salahkan keaadan
atau orang lain saat Anda gagal mendapat referral baru. Evaluasilah
cara-cara yang Anda lakukan. Sebab manusia itu unik, dan berbeda satu
sama lain. Penyamarataan metode pendekatan, penyeragam pilihan bahasa,
hanya akan mencampakkan Anda di lembah penolokan yang menyakitkan. So…,
kenali karakter dan tipikal mereka, dan dekati dengan cara yang tepat...